🪄 Akhirat Lebih Baik Dari Dunia

Agarkita selamat dunia dan akhirat, kita senantiasa ibadah. Agar kita selamat dunia dan akhirat, kita senantiasa beribadah dan beramal saleh. Amal baik kita dicatat oleh malaikat . Malaikat merupakan mahkluk ciptaan Allah yang senantiasa taat menjalankan apa yang diperintahkan Allah. Adapun tugas masing-masing malaikat berbeda-beda. StrategiJitu untuk Menjadi Pengusaha Sukses Dunia dan Akhirat. Dalam agama Islam, kesuksesan tidak diterjemahkan melalui sisi dunia semata tetapi juga berorientasi pada kehidupan di akhirat. Kesuksesan seperti ini hakiki, dimana seseorang memiliki kepribadian yang tenang, terampil, terencana, tekun, tertib, tegar dan tawadhu. Jadi jangan pernah berkata, saya tuntut di akhirat, Anda rugi," katanya. Karena itu, dijelaskan dalam Alquran surat Fussilat ayat 34 bahwa tidak sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang baik. وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ۚ ادْفَعْ ManfaatSedekah – Saling tolong-menolong adalah perintah agama yang perlu dilakukan. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan bersedekah kepada orang yang membutuhkan. Mengutip buku berjudul 101 Info tentang Sedekah yang ditulis oleh Ridwan Abqary (2010), sedekah adalah pemberian seorang muslim kepada orang lain secara ikhlas tanpa ada Ikutilahakun social media Haris Budiatna Official untuk mengetahui info kajian, live streaming, dan nasihat yang ditulis langsung Ustadz Haris Budiatna:📹 Y 4 Mendapatkan Syafaat. Menjadi penghafal Al Quran juga memberikan keutamaan di akhirat. Sebab, dalam hadist riwayat Muslim, Rasulullah bersabda Al Quran bisa memberikan syafa'atnya atau Walaupunnilainya lebih berharga daripada dunia seisinya. Alasan kebergegasan dua rakaat sebelum subuh ini adalah mengikuti petunjuk dari Rasulullah SAW (liitba’i sunnatir rasul). Cukup membaca surat al-Kafirun di rakaat pertama (setelah al-fatihah) dan surat al-Ikhlash (setelah al-fatihah) di rakaat kedua. Tetapikamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi, sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. [al-A’la/87:16-17]. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah membuat perbandingan antara dunia dan akhirat. Artinya “Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi, sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal”. [QS. al-A’la/87: 16-17]. Nabi telah membuat perbandingan antara dunia dan akhirat. Perbandingan antara keduanya bagaikan seseorang yang mencelupkan jarinya kedalam lautan, maka dunia bagaikan setetes air yang yXmydk. RASULULLAH ﷺ adalah sosok yang lengkap. Bukan hanya dari sisi akhlak dan karakternya, tapi juga dari sisi perjalanan hidupnya. Beliau pernah mengalami kemiskinan. Tapi kekayaan juga pernah beliau rasakan. Beliau miskin dengan keridhaan dan kaya dengan rasa syukur. Beliau tidak pernah bersedih dengan dunia yang hilang darinya. Dan beliau tidak berbangga dengan belimpahnya dunia. Beliau pernah mendermakan kambing sepenuh lembah. Ya, beliau memiliki kambing sepenuh lembah, kemudian beliau berikan hanya kepada satu orang. Di lain hari, di rumahnya tak ada sesuatu untuk dimakan. Beliau zuhud, sederhana, dan bersahaja. BACA JUGA Mau Selamat Dunia Akhirat? Hindari 5 Hal Ini Rasulullah ﷺ adalah seorang pendidik yang baik. Beliau akrab dengan para sahabatnya dan sering memberi pemahaman kepada mereka dengan menggunakan media. Suatu hari, beliau ﷺ hendak mengajarkan kepada para sahabatnya –dan tentu juga kepada kita- tentang nilai dunia di sisi Allah ﷻ. Beliau berikan perumpamaan dengan media sebuah bangkai kambing yang cacat. Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu anhuma bahwasanya Rasulullah ﷺ penah melewati pasar bersama para sahabatnya. Kemudian beliau melihat ada bangkai kambing yang kecil kupingnya cacat. Beliau kepit telinga kambing itu dengan jarinya dan bersabda, “Siapa yang mau membelinya seharga satu dirham?” “Kami sama sekali tidak tertarik. Apa yang bisa diperbuat dengannya?” kata para sahabat menjawab tawaran beliau ﷺ. “Mau tidak kalau ini jadi milik kalian?” Rasulullah menawarkannya dengan cuma-cuma. “Demi Allah, seandainya kambing itu hidup, ia pun cacat. Apalagi sekarang dia sudah mati”, para sahabat tetap enggan memilikinya. Rasulullah ﷺ bersabda, “Demi Allah, dunia itu lebih hina bagi Allah daripada pendapat kalian tentang anak kambing ini.” HR. Muslim, 2957 dan Ahmad, 14402. Inilah arti dunia di sisi Allah ﷻ, dan juga bagi Rasulullah ﷺ. Kemudian para sahabatnya pun menjadi sosok yang menaruh dunia hanya di tangan mereka, tidak masuk ke dalam hati mereka. Dari Khaitsamah, dikatakan kepada Nabi ﷺ, “Jika engkau mau, akan kami berikan perbendaharaan dunia dan kunci-kuncinya, sesuatu yang belum pernah diberikan kepada seorang nabi pun sebelummu, dan seorang pun setelahmu. Kami tidak akan mengurangi jatahmu di sisi Allah”. Beliau ﷺ menjawab, “Kumpulkan itu semua untukku di akhirat”. BACA JUGA Manfaat Jenggot Dunia Akhirat Kemudian Allah ﷻ menurunkan ayat, “Maha Suci Allah yang jika Dia menghendaki, niscaya dijadikan-Nya bagimu yang lebih baik dari yang demikian, yaitu surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, dan dijadikan-Nya pula untukmu istana-istana.” QS Al-Furqaan 10. Dari Aisyah radhiallahu anha, “Ketika Rasulullah ﷺ wafat, baju besi beliau tergadaikan pada orang Yahudi sebagai jaminan untuk 30 sha’ gandum yang beliau beli secara tidak tunai.” HR. Bukhari no. 2916 [] Sumber Kisah 25 Nabi dan Rasul dilengkapi Kisah Sahabat, Tabiin, Hikmah Islam, Rasulullah, wanita shalihah/ kajian Islam 2 AKHIRAT, KEHIDUPAN YANG HAKIKI[1]Telah lewat suatu masa, pada waktu itu manusia belum berwujud sesuatu yang dapat disebut, sehingga Allah berkehendak untuk menciptakan kita. Padahal sebelumnya kita tidak pernah ada. Allah juga memberikan limpahan karunia-Nya, menjauhkan kita dari mara bahaya, memberikan kemudahan dalam menempuh kehidupan, dan memberikan Subhanahu wa Ta’ala telah menerangkan kepada kita segala sesuatu yang bermanfaat dan yang membahayakan. Allah telah menjelaskan, bahwa manusia memiliki dua kehidupan. Yaitu kehidupan sementara yang akan segera berlalu, dan kehidupan abadi yang sementara yang segera berlalu, ialah kehidupan dunia. Suatu kehidupan yang tidak terlepas dari kekurangan, kecuali apa-apa yang digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Kehidupan dunia ini, pada hakikatnya hanyalah sebuah penderitaan. Sedangkan gemerlap dunia yang ditampakkan, sebenarnya hanyalah orang yang berakal mau memperhatikan meski hanya sekilas, tentu ia akan mengetahui betapa kecil dan remeh dunia itu. Sehingga ia pun akan menyadari tipu daya dunia. Bagi yang memujanya, dunia ini hanyalah fatamorgana yang disangka air oleh seorang yang kehausan. Tatkala orang itu mengejarnya, ternyata tidak ada sesuatu apapun yang ia pula tatkala dunia berhias dengan berbagai perhiasannya dan nampak begitu indah mempesona, maka manusia pun menyangka akan mendapatkannya. Pada saat itu, datanglah ketetapan Allah melanda mereka di waktu siang dan malam. Kemudian tiba-tiba semuanya musnah, seolah tidak pernah ada sesuatu apapun dunia. Harapan yang ditawarkan hanyalah kesia-siaan dan kebinasaan. Keindahannya hanyalah penderitaan dan kesempitan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا ۖ وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ ۚ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِKetahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga dengan banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian hancur. Dan di akhirat nanti ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. [al-Hadîd/5720].Sedankan akhirat, itulah kehidupan yang sebenarnya. Sebuah kehidupan yang menyimpan semua pilar kehidupan, baik berupa kekekalan, kebahagiaan dan keselamatan. Inilah hakikat akhirat. Apabila seseorang dapat menyaksikan hakikatnya, tentu ia akan berkata يَا لَيْتَنِي قَدَّمْتُ لِحَيَاتِيAlangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan amal shalih untuk hidupku ini. [al-Fajr/8924].Inilah kehidupan akhirat. Kehidupan hakiki, tempat manusia akan hidup selamanya, dan tidak akan pernah mati. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirmanفَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ فِي جَهَنَّمَ خَالِدُونَ تَلْفَحُ وُجُوهَهُمُ النَّارُ وَهُمْ فِيهَا كَالِحُونَBarang siapa yang berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan barang siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam. Muka mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat. [al-Mukminûn/23102-104].Marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah Azza wa Jalla . Sebagai seorang mukmin, marilah kita mencoba untuk melihat dan memandang sebagaimana seharusnya seorang mukmin yang berakal. Marilah kita bandingkan antara kehidupan dunia dan kehidupan akhirat, supaya bisa mengetahui dan memahami perbedaan yang sangat jelas antara kehidupan akhirat terdapat segala kenikmatan yang diidamkan setiap jiwa. Kehidupan akhirat juga menyejukkan setiap pandangan. Ia merupakan Dârus-Salâm, bersih dari segala kekurangan, bebas dari mara bahaya, steril dari penyakit, tidak ada kematian, serta bebas dari segala kesusahan dan sebuah hadits, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabdaلَمَوْضِعُ سَوْطِ أَحَدِكُمْ فِي الْجَنَّةِ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَاSungguh tempat cambuk salah seorang kalian di surga itu lebih baik dari pada dunia perkataan seorang yang benar dan dibenarkan, yaitu Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam . Tempat tongkat di surga itu lebih baik daripada dunia secara keseluruhan, dari permulaannya hingga akhirnya, dan dengan segala kesenangan serta kemewahannya. Apabila hal ini saja lebih baik dari dunia seisinya, maka berapakah nilai dunia yang kita dapatkan? Apalagi kesempatan hidup kita hanya sebentar. Bagaimana pula dengan rumah-rumah di surga yang setiap tingkatannya berjarak 2000 tahun perjalanan? Masya sangat mengherankan jika ada manusia lebih memilih dunia daripada akhiratnya. Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih banyak manusia sibuk mengejar dunia dan melupakan akhirat. Mereka bersemangat untuk mendapatkan dunia, meskipun harus dengan meninggalkan kewajiban yang disyariatkan Allah Ta’ala. Mereka kemudian terbenam dalam kubangan syahwat dan lalai. Mereka lupa untuk bersyukur kepada Dzat yang telah memberi segala antara ciri-ciri mereka, ialah mereka bermalasan menunaikan shalat, merasa berat untuk berdzikir kepada Allah, mengkhianati amanah yang diembannya, suka menipu saat bermu’amalah, berdusta dalam perkataan, tidak memenuhi janji, tidak berbakti kepada orang tua, dan tidak mau menyambung tali barang siapa mendahulukan akhiratnya, maka ia akan mendapatkan kenikmatan akhirat dan kenikmatan dunia sekaligus. Hal ini mudah bagi yang diberi kemudahan oleh Allah Azza wa Jalla . Dan semoga kita termasuk orang-orang yang diberi kemudahan oleh Allah Azza wa Jalla dalam beramal shalih. Karena sesungguhnya, orang yang meninggalkan sesuatu karena Allah Azza wa Jalla , maka Allah Azza wa Jalla akan menggantinya dengan yang lebih baik dari yang ia Subhanahu wa Ta’ala berfirman مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَBarang siapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. [an Nahl/1697].مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِBarang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya. [as-Syûrâ/4220].Ya Allah, jadikanlah kami sebagai orang-orang yang mendahulukan akhirat daripada dunia. Limpahkan kebaikan kepada kami di dunia ini, demikian pula di akhirat. Dan jagalah kami dari siksa api nerakaAdapun orang yang mendahulukan kenikmatan dunia, maka ia akan diberikan bagiannya di dunia ini, akan tetapi di akhirat ia tidak akan mendapatkan bagian كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ ۖ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَBarang siapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat kecuali neraka dan di akhirat lenyaplah semua yang telah mereka usahakan di dunia, dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan. [Hûd/1115-16].[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 12/Tahun XI/1429H/2008M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196. Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079] ______ Footnote [1] Diadaptasi dari kitab adh-Dhiyâ`ul-Lâmi’, Syaikh Muhammad bin Shâlih al-Utsaimîn, hlm. 66-67 Home /A9. Fiqih Dakwah Tazkiyah.../Akhirat, Kehidupan Yang Hakiki Salah satu inti dari ajaran agama-agama langit adalah kepercayaan terdapat “dunia” setelah “dunia”. Sudah menjadi keharusan bagi seorang muslim untuk memahami maksud dari pengertian dunia dan akhirat, karena dalam kepercayaan agama Islam dunia hanyalah sebuah persimpangan dan tempat singgah sebelum mencapai kehidupan sebenarnya di akhirat kelak. Jangan sampai apa yang seharusnya menjadi tujuan utama malah tersisihkan oleh hal yang bersifat sementara. Untuk mengetahuinya bagaimana sebenarnya hakikat dari kehidupan dunia dan akhirat, segala berita dan informasi dapat ditemukan secara tekstual baik dari Al Quran maupun Hadis Rasulullah Saw. Dalam agama Islam sendiri kehidupan dunia dan akhirat tidaklah bisa dipisahkan, hal ini bisa terlihat dari teks-teks keagamaan yang hampir selalu menyandingkan antara dunia dan akhirat. Jika bisa disederhanakan, kehidupan dunia dalam agama Islam bagaikan tabungan amalan yang akan dibayarkan semuanya di kehidupan akhirat. Bagaimana Islam memandang kehidupan dunia dan akhirat? Allah Swt, berfirman dalam surat Al Hadid ayat 20 اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا ۖ وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ ۚ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ Yang artinya “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat nanti ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” Imam Ath Thobari dalam tafsirnya menjelaskan tentang ayat ini dan berkata “Ketahuilah wahai manusia, sesungguhnya kehidupan dunia saat ini tidaklah hanya berupa permainan yang kamu tertawa dengannya, dan juga keindahan yang kamu berhias dengannya, dan pencapaian dimana kamu bisa berbangga karenanya.” Dan lihatlah permisalan yang Al Quran sampaikan, kehidupan dunia yang sesaat digambarkan dengan tanaman-tanaman hijau ranum yang mengagumpakan para petani, yang sesaat kemudia menguning dan kemudian hancur oleh waktu. Permisalan yang diberikan oleh Al Quran amatlah related dengan kehidupan manusia. Untuk mencukupkan segala kebutuhannya, manusia terkadang berusaha amat keras, dan mengeluarkan segala kemampuan yang dimilikinya, bahkan tidak takut untuk menghalalkan segala cara untuk mencapainya. Di saat mereka mendapatkan apa yang diusahakan, lantas segala kenikmatan tersebut melupakannya dari hal primer yang justru harusnya menjadi tujuan utama, yaitu kehidupan akhirat yang kekal. Selanjutnya, apa sudut pandang Islam tentang akhirat? Secara garis besar Islam amatlah mengutamakan kehidupan akhirat yang sifatnya kekal dan abadi. Ia menjadi peraduan terakhir umat manusia untuk kembali kepada Tuhannya. Banyak ayat Al Quran dan Hadis Nabi Muhammad Saw yang menyatakan hal tersebut, di antaranya adalah وَلَلْآخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْأُولَىٰ Artinya “Dan kehidupan akhirat lebih baik untukmu dari kehidupan pertama dunia”, dan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Ibnu Mas’ud Ra, dikisahkan Rasulullah Saw sedang terlelap di atas sebuah karpet yang ditenun dari bahan yang hangat. Maka beliau meletakannya di samping tidak menggunakannya. Maka Ibnu Mas’ud berkata, apakah engkau izinkan kami agar kami melapangkan karpet ini untukmu? Rasulullah Saw berkata “Apalah aku dari dunia ini?” Beliau Saw mengatakannya dua kali. Lantas beliau berkata “permisalanku dan dunia ini bagaikan seorang penunggang kuda yang berteduh sementara di bawah bayangan pohon, kemudia ia pergi dan meninggalkannya.” Lihatlah, betapa Rasulullah Saw bahkan hanya untuk terlelap di atas sebuah karpet yang sedikit menghangatkannya, beliau pun menolak. Beliau memberikan pengertian dunia dan akhirat ditambah memberikan permisalan untuknya, bahwa dunia ini bagaikan seorang yang sedang beristirahat di bawah riung pohon. Tentu seorang yang beristirahat tidak akan berleha-leha dan menghabiskan sisa umur di tempat itu. Ia perlu untuk kembali ke rumah hakikinya. Ke tempat ia diciptakan oleh penciptanya. Bagaimana kita bersikap kepada dunia dan akhirat? Walau bagaimanapun Islam adalah agama yang seimbang dan melihat seluruh aspek kehidupan. Ia menjadi rujukan dalam menjalani kehidupan. Hanya karena kehidupan akhirat adalah tujuan, hal tersebut tidak membuat kita menghilangkan esensi tugas dan kewajiban yang perlu dilakukan di dunia. Dalam surat Al Qashas, ayat 77 Allah Swt berfirman وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ Yang artinya “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu kebahagiaan negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari kenikmatan duniawi dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Dengan demikian jelaslah sudah peran dan pengertian dunia dan akhirat bagi seorang Muslim. Goal seorang muslim adalah kehidupan akhirat, namun ia perlu menjalani dan “bermain” di dunia ini dengan baik yaitu dengan cara mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah Swt dan menjauhi segala hal yang dilarang oleh Allah Swt. Wallahua’lam bishowab _ Penulis Albi Tisnadi Ramadhan, Sedang menempuh studi di Universitas Al Azhar, Kairo. Fakultas Studi Islam dan Bahasa Arab. Editor Azman Hamdika Syafaat

akhirat lebih baik dari dunia